Memanen Jamur Tiram

Usia jamur Tiram bisa di bilang sangat pendek dibanding jamur yang lain. Dari saat mulai tumbuh bakal jamur sampai jamur tumbuh besar hanya membutuhkan waktu 5 – 7 hari. Pada waktu itu jamur sudah tumbuh dengan sempurna dan harus segera di panen. Karena jika jamur yang sudah siap dopanen namun terlambat 1 hari saja memanennya maka jamur akan berubah menjadi kuning dan kualitas jamur serta harganya pun pasti menurun.





















Mengatasi Hama Ulat Pada Jamur Tiram

Pada dasarnya budidaya jamur tiram putih tidak memiliki hama penyakit seperti jenis sayuran lainnya. Hama yang paling sering mengganggu pada pembudidayaan Jamur Tiram dan Jamur Kuping adalah ulat. Di sini saya akan mencoba membahas sedikit tentang hama ulat dan cara mengatasinya.
Penyebab Timbulnya Ulat Pada Budidaya Jamur Tiram
Mengatasi Hama Ulat Pada Jamur Tiram

* Penyebab alami dan kelembaban.

Secara alami ulat memang dapat tumbuh pada jamur tiram terutama saat kondisi udara dengan kelembaban tinggi. Hama ulat banyak menyerang pada saat musim hujan. Dan pada saat musim kemarau hampir jarang terjadi serangan ulat pada jamur tiram.
Cara Mengatasi :
Usahakan pada saat pembuatan kumbung terdapat jendela yang dapat dibuka dan ditutup, jadi sirkulasi udara pada kumbung dapat berjalan lancar. Kelembapan yang terlalu tinggi bisa diatasi dengan memberikan sirkulasi udara yang banyak.
Mengatasi Hama Ulat Pada Jamur Tiram

* Penyebab dari Luar

Dalam budidaya jamur tiram kebersihan memang sangat diutamakan. Kebersihan kumbung yang kurang dijaga akan memicu tumbuhnya hama bagi jamur. Sisa grajen kayu dan bonggol-bonggol jamur yang tidak dibersihkan akan membusuk dan mengudang datangnya hewan-hewan kecil termasuk ulat.
Cara Mengatasi :
Jagalah kebersihan kumbung dengan baik, bersihkan kumbung secara berkala.
Mengatasi Hama Ulat Pada Jamur Tiram

* Sisa Panen yang kurang Bersih

Setelah pemanenan kita harus sebisa mungkin membersihkan sisa akar dari jamur tiram. Karena jika kita tidak membersihkan bonggol yang masih tertinggal pada baglog, bonggol tersebut akan membusuk dan menimbulkan hama ulat.
Cara Mengatasi :
Pastikan tidak ada bonggol yang tertinggal saat kita melakukan pemanen. Cungkil bonggol setelah kit amemanen sampai terlihat grajen kayunya.

* Penyebab dari Baglog

Penyebab dari baglog ini biasa terjadi pada saat pembibitan. Kemungkinan kurang sterilnya saat pembibitan menyebabkan bibit ulat terbawa sampai ke dalam baglog. Kemudian proses pengovenan baglog mungkin kurang sehingga tidak mampu membunuh bibit ulat yang ada pada baglog.
Cara Mengatasi :
bersihkan dengan sebersihnya baglog dengan melakukan pencungkilanhingga terlihat serbuk gergajinya.

Mengatasi Hama Ulat Pada Jamur Tiram

Penanganan Menggunakan Insektisida:

Jika semua jenis penanganan itu masih belum dapat mengatasi hama ulat, Ini karena ulat tersebut sudah meninggalkan telur dalam log sehingga pembersihan lingkungan tidak mampu mengatasi dan membunuhnya.. Kondisi ini jika dibiarkan terus, maka jamur yang dipanen akan terus menerus mengandung ulat.
Cara penanganan khusus ini sebenarnya tidak direkomendasikan karena jamur termasuk tanaman organik, tetapi jika sangat terpaksa dapat dilakukan.

Caranya adalah :

* Cungkil semua jamur tiram yangada dalam kumbung sampai tidak menyisakan, walaupun yang kecil sekalipun. Bisa Memakai sendok makan steinless.
* Gunakan insektisida (kami menggunakan jenis Dichloros) sesuai dengan kadar atau takaran yang tertera dalam produk.
* Selama proses penyemprotan insektisida, kumbung tidak boleh dilakukan penyiraman air seperti biasanya.
* Proses penyiraman air dilakukan setelah 3 hari dari proses penyemprotan insektisida.
* Bisa juga menggunakan Air Rendaman Tembakau untuk proses penyemprotan.


Usia jamur 3 hari 2 Hari kemudian sudah siap panen.

Cara Memanen :

* Petik jamur mulai dari pangkal batang (akar).
* Bersihkan pangkal batang jamur yang masih dipenuhi dengan grajen dari media tanam.
* Setelah itu bersihkan semua sisa-sisa jamur yang baru saja dipanen dari media taman (baglog). Ingat membersihkannya harus sampai bersih sebab kalau sampai masih ada sisa jamur yang tertinggal akan membusuk dan menghambat tumbuhnya jamur selanjutnya. Pembuskan ini juga bisa mengakibatkan datangnya hama ulat.
* Jamur yang sudah di bersihkan tadi sudah siap dibungkus dan dipasarkan.


Melipat gandakan penghasilan dari limbah baglog jamur.


Kabar gembira bagi para petani jamur yang bingung harus dikemanakan limbah sisa media baglog yang sudah tak terpakai lagi. Jika selama ini limbah sisa media baglog hanya dibuang begitu saja, maka sekarang bisa digunakan sebagai media budidaya cacing tanah.

Cacing Lumbricus 2


Mungkin ada yang bertanya, kenapa harus cacing tanah dan apa yang bisa dihasilkan dari cacing tanah?

Ternyata dari budidaya cacing tanah bisa dihasilkan keuntungan berganda sebagai berikut:

1. Kompos organik super dari kotoran cacing (Worm Casting Fetilizer) yang banyak peminatnya, apalagi sekarang sedang booming tanaman hias dan tabulampot. Harga kascing Rp.1200 / kg.
2. Biomassa (Cacing itu sendiri sebagai pengganti tepung ikan) yang mengandung protein lebih tinggi dari daging dan ikan, sangat digemari oleh industri pakan ternak. Harga biomassa Rp.120.000 / kg.
3. Kompos organik yang tidak habis terpakai untuk media cacing.

Kelebihan media limbah baglog jamur adalah tidak perlu dicampur dengan bahan lain. Jika menggunakan media selain limbah baglog jamur, harus dicampur dengan beberapa bahan lain agar didapat komposisi yang tepat.

Untuk keterangan lebih lengkap tentang budidaya cacing tanah silahkan kunjungi :

http://cacinglumbricus.wordpress.com

Ditulis dalam Limbah Jamur | Tag: limbah baglog, Melipat gandakan penghasilan